Selasa, 22 Oktober 2013

Hati-hatilah dalam berucap. (sebuah refleksi diri)

"Memang lidah tak bertulang...."

Petikan lirik lagu "Tinggi Gunung Seribu Janji" tersebut pasti telah sering terdengar ditelinga kita. Memang benar sekali bahwasanya lidah tidak bertulang (secara harfiah lho ya..) dan tentunya kita semua sudah mahfum makna dari peribahasa tersebut. Menjaga tutur kata memang sulit. Seringkali kita dalam bertutur sengaja atau tidak sedikit atau banyak menjadi hal yang tidak mengenakkan bagi lawan bicara atau orang yang mendengarnya. 

Disinilah sangat diperlukan kehati-hatian dalam berbicara. Yang sangat hati-hati saja kadang masih bisa menyakiti hati orang lain apa lagi yang tidak. Bukan begitu? Saya sendiri sering mengalami ini, jujur saya tidak sekali dua kali saya mendapati dan menyadari bahwa apa yang baru saja saya katakan kepada lawan bicara menjadi sesuatu yang justru terdengar menyakitkan. 

Namun terkadang terlalu hati-hati dalam bicara pun bisa disalah artikan. Kadang karena kehati-hatian kita dalam berkata-kata kita bisa di cap tidak punya pendirian, plin-plan, dan sebagainya seperti tercontoh dalam diri yang terhormat bapak presiden kita. Tidak sedikit bukan orang-orang yang mencap beliau plin-plan karena statement-stement beliau yang terdengar sangat hati-hati.

Okelah saya bukan pendukung beliau tapi bukan pula dipihak sebaliknya. Saya hanya rakyat biasa yang sesekali menuliskan isi kepalanya di dunia maya. Lho.. semakin melenceng saja ini hehehe.... Iya.. Iyaa.. beliau hanya contoh yang terpikir dikepala saya saat ini. Wah.. semakin gak jelas ini tulisan saya arahnya kemana...

Baiklah kalau begitu... point kesimpulannya adalah : Jagalah tutur katamu sebaik mungkin, dan janganlah malu untuk meminta maaf seandainya ada dari perkataanmu yang menyinggung atau menyakiti hati orang lain. Karena sebabik baik manusia adalah yang meminta maaf lebih dulu. Udah kayaknya gitu aja dulu dan sebagai penutup...

Teruntuk seseorang  yang spesial di hati : Aku minta maaf... :')



Tidak ada komentar:

Posting Komentar